PO'O ZE - SEREMONIAL ADAT SEBELUM DILANGSUNGKANNYA TINJU ADAT



Ritual adat yang dilakukan setelah hisa adalah Ritual Po’o Ze. Po’o Ze dilakukan pada minggu ke dua setelah Hisa . Ritual Po’o Ze dilakukan di kebun tuan adat, dan  tidak banyak orang yang menghadiri acara tersebut,  hanya keluarga dari pihak tuan adat yang boleh mengambil bagian dalam upacara tersebut. Setelah Po’o (nasi bamboo) dimakan, ga’a po’o (ruas bamboo yang dipakai untuk memasak nasi) serta doko, poi dan cacing, di antar ke suatu tempat pada persimpangan jalan dan tidak boleh diketahui oleh orang lain. Hanya2 orang pengantar yang boleh mengantar barang-barang tersebut. Sepanjang perjalanan, pada proses diantarnya barang-barang tersebut, tidak boleh bertemu dengan siapapun. Setelah barang-barang tersebut diantar, 1 hari setelahnya (pagi sampai petang) tidak boleh masuk ke dalam kebun yg biasa dikenal dengan istilah pau ze doko.Jika  ada yang sengaja masuk ke dalam kebun maka tanaman yang akan kita tanam seperti: padi, jagung, dll akan terserang hama. Hama-hama tersebut diantaranya: poi (belalang), doko, dan berbagai macam jenis hama lain.


Tujuan dari po’o ze adalah untuk mengusir hama tanaman yg merusak tanaman yang   ditanam di  kebun atau lading.
Sekian ulasan tentang upacara adat Po’o Ze. Selanjutnya pada tahap ke-tiga akan dibahas tentang rau rego yang juga merupakan seremonial adat yang harus dilakukan sebelum kegiatan tinju adat dilakukan. (Vincent)

Post a Comment

2 Comments

  1. Sangat bermanfaat.....🖒🖒🖒

    ReplyDelete
    Replies
    1. Ma kasih.. Mudah-mudahan bisa menambah sedikit wawasan tentang budaya... saya sendiri masih berusaha mencaritau berbagia seremonial adat dan mencoba menulis kembali segala sesuatu yang sudah didengar dari orang-rang tua

      Delete

close